Jumat, 20 Maret 2015

makalah Chordata

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin ) yang hidup di air dan bernafas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beranekaragamdengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia. Secara taksonomi ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan.
Dikenal empat kelas ikan dan vertebrata sejenis ikan, antara lain kelas Agnatha atau vertebrata tidak berahang yang diwakili Ostrachodermi (punah)dan yang masih ada adalah Cyclostoma (Lamprey dan Hagfish), ikan purba berahang kelas Placodermi (punah), kelasChondrichthyes atau ikan kartilago/tulang rawan (ikan hiu, pari dan chimaera) dan kelas Osteichthyes atau ikan bertulang sejati. Dua kelas terakhir (Chondrichthyes dan Osteichthyes)dikelompokkan dalam superkelas Pisces.
Chondrichthyes memiliki tulang kartilago cranium sempurna, organ pembau dan kapsulotik tergabung menjadi satu. Kartilago palate-quadrat dan kartilago Meckel adalah tulang rawanyang akan membentuk rahang atas dan rahang bawah. Kelas Chondrichthyes yaitu ikan-ikanyang kerangkanya berupa tulang rawan dan sesungguhnya tulang rawan ini bukan menunjukkankeprimitifannya melainkan merupakan ciri sekunder

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Chondrichthyes      
Chondrichtyes (berarti "tulang rawan" dan "ikan"), anggota kelompok ini memiliki kerangka yang terdiri dari tulang rawan dengan kandungan kalsium. Namun, seperti yang telah kita lihat, tulang tumbuh di awal agnatha vertebrata; oleh karena itu, kedekatan dalam Chondrichtyans harus mewakili spesies lainnya. Pandangan seperti ini didukung oleh jejak-jejak tulang yang ditemukan, yakni sisik placoid dan gigi. Tulang juga ditemukan sebagai lapisan tipis pada beberapa vertebrata hiu modern. Fosil hiu dari Permian bahkan memiliki lapisan tulang tebal di sekitar rahang bawah (Kardong,2006).
Chondrichtyans terdiri dari dua kelompok, yaitu hiu dan pari (subclass elasmobranchs) dan kimera (subclass holocephalans). Beberapa sistematis menyatakan bahwa setiap kelompok muncul dengan suatu perbedaan, tetapi bukti anatomi berpendapat sebaliknya. Sebagai contoh, kedua kelompok memiliki struktur sirip yang serupa, kerangka kartilaginosa dan panggul claspers (pada laki-laki); anggota primitif menunjukkan kesamaan dalam serial penggantian gigi (Kardong,2006).









Chondrichthyes atau  ikanbertulangrawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) and Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri). Rangkanya bertulang rawan. Notokorda, yang ada pada individu muda, lambat laun digantikan oleh tulang rawan. Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas (Neil A. Campbell, 2003).
Hiu, pari, dan kerabat-kerabatnya yang mencakup beberapa vertebrata, yakni sebagai predator yang paling besar dan paling sukses di samudera. Mereka tergolong ke dalam kelas Chondrichthyes, yang berarti ‘ikan berkartilago’. Seperti yang diindikasikan oleh namanya, kondriktia (chondrichthyan)memiliki rangka yang didominasi oleh kartilago, walaupun seringkali mengandung kalsium (Campbell,2008).
            Ketika nama Chondrichthyes pertama kali dicetuskan pada tahun 1800-an, para saintis mengira bahwa kondriktia merepresentasikan tahap awal evolusi rangka vertebrata dan mineralisasi tersebut telah dievolusikan hanya pada garis-garis keturunan yang lebih baru (misalnya ‘ikan bertulang’). Akan tetapi, seperti yang ditunjukkan oleh konodon dan vertebrata tak berahang yang berzirah, mineralisasi rangka vertebrata telah dimulai sebelum garis keturunan kondriktia bercabang dari vertebrata yang lain. Terlebih lagi jaringan serupa-lagi telah ditemukan pada kondriktia awal, misalnya rangka sirip sejenis hiu yang hidup pada Periode Karbon. Jejak-jejak tulang juga dapat ditemukan pada kondriktia yang masih ada pada sisiknya, di dasar gigi, dan pada beberapa hiu, di dalam lapisan tipis pada permukaan vertebra. Temuan-temuan semacam itu sangat mendukung hipotesis bahwa distribusi tulang yang terbatas pada tubuh kondriktia merupakan kondisi turunan, muncul setelah kondriktia berdivergensi dari gnatostoma yang lain (Campbell,2008).
            Ada sekitar 750 spesies kondriktia yang masih ada. Kelompok yang paling besar dan paling beraneka ragam terdiri dari hiu, pari, dan pari luncur. Kelompok kedua terdiri dari beberapa lusin spesies hiu tikus atau kimera(Campbell,2008).
Chondrichthyes menunjukkan suatu kemajuan perkembangan bila dibandingkan dengan Cyclostomata, adanya sisik yang meliputi tubuh, terdapat sepasang pita lateralis, adanya geraham yang dapat digerakkan dan bersendi pada tulang cranium, memiliki gigi yang dilapisi email pada rahang, terdapat tiga bagian saluran setengah lingkaran pada alat , sepasang alat reproduksi dan saluran-salurannya(Jasin, 1999).
Hiu modern dapat ditemukan di kebanyakan lautan dunia. Beberapa spesies sering kedalaman besar sepanjang mendalam oceanic parit. Hiu sleeper telah difoto dengan remote kamera di kedalaman lebih dari 1.600 meter. Dalam kebanyakan hiu, mulut bersenjata dengan gigi yang bergerigi, menunjuk. Gigi fungsional yang didukung oleh barisan gigi, setiap siap untuk memutar ke dalam posisi untuk mengambil tempat gigi fungsional yang hilang atau rusak. Omset ini bisa cepat. Dalam muda hiu, tiap gigi depan dapat diganti mingguan (Kardong,2006).

2.2 Karakteristik Chondrichthyes
2.2.1 Ciri-ciri Umum
Ciri-ciri umum dari Chondrichthyes diantaranya yaitu (Campbell, 2003):
1.    Rangka tulang rawan; Kerangkabertulangrawanpadaikan-ikankelasiniadalahkarakteristik yang diperoleh, bukankarakteristikprimitif. Hal itu disebabkan leluhur Chondrichthyes ternyata memiliki kerangka bertulang keras dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu berkembangsetelahnya. Selama perkembangan sebagian besar vertebrata, mula-mula kerangka tersusun atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang keras (mengeras) seiring denganmulaidigantinyamatriktulangrawanyanglunakdenganmatrikkalsiumfosfat yang keras.
2.    Ada yang bersisik dan ada pula yang tidak;
3.    Letak celah insang lateral dan ventral;
4.    Mulut terletak pada sisi ventral;
5.    Ada yang mempunyai spirakulum dan ada yang tidak;
6.    Sirip berpasangan;
7.    Lubang hidung sepasang; Lubang hidung pada kelas Chondrichtyes hanya berfungsi untuk penciuman,

2.2.2 Ciri-ciri Khusus
Ciri-ciri umum dari Chondrichthyes diantaranya yaitu (Campbell, 2003):
1.    Kulit keras, dengan sisik plakoid kecildanbanyakkelenjarmukosa, terdapatsirip median dansiripberpasangan, semuaditopangolehjejarisirip, sirip pelvic denganklasperpadajantan.
2.    Mulut ventral, dengan banyak gigi yang terlapisi email, kantung olfaktori berjumlah 2 (atau 1), tidak terhubung dengan rongga mulut, denganrahangbawahdanatas, ususdengankatupspiral.
3.    Kerangka bertulang rawan, tidak ada tulang yang berpasangan, cranium bergabungdengankapsulindra yang berpasangan, notokordabertahan, tulangbelakangbanyak, lengkap, danterpisah.
4.    Jantungberuangdua (1 atrium, 1 ventrikal), dengan sinus venosusdankonusarteriosus, hanyamengandungdarah vena, beberapapasanglengkung aorta, seldarahmerahberintidanberbentukoval.
5.    Respirasi dengan menggunakan 5 atau 7 pasang insang, masing-masing terdapat pada belahan yang terpisah ( 3 pasang pada chimaera ).
6.    Sepuluh pasang sarap cranial, setiap organ auditori dengan tiga kanalis semisirkularis.
7.    Suhu tubuh bervariasi ( poikiloterm).
8.    Jenis kelamin terpisah, gonad berpasangan secara khas, saluran reproduksi melepaskan isinya ke kloaka, fertilisasi internal, ovipar atau ovovivipar, telur besar, dengan banyak kuningtelur, segmentasimeroblastik, tidakadamembranembrionik, perkembanganlangsung, tidakmengalami metamorphosis.

2.3 Subkelas Elasmobranchii
images (7).jpg






(a)    Ikan hiu                                         (b) Ikan pari

Karakteristik hiu dan ikan pari (Elasmobranchii)(Hickman,2007):
1.    Tubuh Fusiformis dengan sirip ekor heterocercal
2.    Mulut ventral dengan dua organ penciuman yang tidak terhubung ke rongga mulut
3.    Kulit dengan sisik placoid atau  telanjang, gigi, polyphydont, bermodifikasi  menjadi sisik placoid
4.    Endoskeleton sepenuhnya bertulang rawan
5.    Sistem pencernaan dengan berbentuk, perut dan usus dilengkapi dengan spiral katup
6.    Sistem peredaran darah terdiri dari beberapa pasang lengkung aorta, satu peredaran, jantung dengan sinus venosus, atrium, ventrikel dan conus arteriosus
7.    Respirasi melalui 5-7 pasang insang terbuka menuju celah insang, tidak ada operkulum
8.    Kandung kemih atau paru-paru tidak berenang
9.    Opisthonephric ginjal dan kelenjar dubur, darah isosmotic atau sedikit hyperosmotic untuk air laut, urea dengan konsentrasi tinggi urea dan trimethylamine oxida dalam darah
10.    Dua lobus penciuman pada otak, dua belahan otak, dua lobus optik, cerebellum, dan medula oblongata, 10 pasang saraf kranial, tiga pasang dari kanal berbentuk setengah lingkaran, indra penciuman, penglihatan, getaran resepsi (sistem garis lateral), dan electroreception yang berkembang baik.
11.    Jenis kelamin terpisah, ovipar, ovovivipars, atau vivipar, perkembangan secara langsung, dan pembuahan internal.

2.3.1 Hiu
Hiu, yang meliputi 45% dari 815 spesies dalam subclass Elasmobranchii yang biasanya berjenis ikan predaceous, dengan lima sampai tujuh pasang celah insang dan insang serta biasanya memiliki spiracle di belakang mata. Hiu yang lebih besar, yang nampak seperti raksasa (sangat berbahaya) memberi makan hiu paus berupa plankton, panjangnya dapat mencapai 15 m, yang terbesar dari semua jenis ikan. Hiu Dogfish, banyak pula digunakan oleh pembantu laboran bidang zoologi karena jarang melebihi 1 m (Hickman,2007).
Walaupun menurut kebanyakan orang hiu memiliki penampilan yang jahat dan reputasi yang ditakuti, pada saat yang sama beberapa diantara mereka melangsingkan dan membuat lebih anggun dari semua ikan. Hiu lebih berat daripada air dan akan tenggelam jika tidak berenang terus menerus. Ekor heterocercal berbentuk asimetral, dimana kolom vertebral mengarah ke atas andextends menjadi ke lobus dorsal bagian ekor. Hiu hidup sebagai pemangsa. Kulit kasar mereka sulit ditutupi dengan kulit placoid mimerous(Hickman,2007).

2.3.1.1 Morfologi Hiu
Bentuk tubuh ikan hiu berbentuk torpedo yang mempunyai dua pina dorsalis, yang masing-masing sebelah posteriornya mempunyai duri, pada ventral terdapat sepasang pina pectoralis.  Pada Ikan hiu otak  dan organ–organ sensori dibungkus dan dilindungi oleh kondrokranium. Di bawahnya ada skeleton visceral yang terdiri dari rahang bawah dan lengkung-lengkung insang. Otot-otot diseluruh tubuh secara terartur bersegmen (metamerik) disebut mioto.  Otot-otot itu bermodifikasi di kepala dan apendiks. Rahang tertutup dengan gigi. Pada jantan sirip kaudal itu berubah menjadi klasper. Mulut ventral, lubang hidung dua buah , disebelah ventral kepala. Mata disebelah lateral. Celah insang 5 buah, di belakang mata. Di sebelah dorsal depan mata ada spirakulum, yaitu peninggalan celah insang. Lubang kloakadi antara sirip pelvic. Tubuh tertutup dengan sisik-sisik plakoid yang asalnya homolog dengan gigi (Djarubito, 1989).
Chondrichthyes atau  ikanbertulangrawan adalah ikan berahang, mempunyai sirip berpasangan, lubang hidung berpasangan, sisik, jantung beruang dua, dan rangka yang terdiri atas tulang rawan bukan tulang sejati. Mereka dibagi menjadi dua subkelas: Elasmobranchii (hiu, pari dan skate) and Holocephali (kimera, kadang-kadang disebut hiu hantu, dan kadang dipisahkan menjadi kelas tersendiri). Rangkanya bertulang rawan. Notokorda, yang ada pada individu muda, lambat laun digantikan oleh tulang rawan. Chondrichthyes juga tidak punya rusuk, maka jika mereka keluar dari air, berat tubuh dari spesies besar dapat menghancurkan organ dalam mereka sendiri lama sebelum mereka lemas (Neil A. Campbell, 2003).




2.3.1.2 Anatomi Eksternal
Tubuh berbentuk gelendong panjangnya sekitar 7,5dm. Ada dua sirip dorsal, masing-masing dengan tulang belakang di ujung anterior, dua sirip dada dan dua panggul sirip (di dilengkapi kartilaginosa bagi jantan yang dikenal sebagai claspers). Ekor (sirip ekor) heterocercal (internal dan eksternal tidak simetris). Kulit abu-abu ditutupi dengan sisik placoid. Sisik placoid diatas rahang bermodifikasi menjadi gigi yang mengarah ke belakang, ini digunakan untuk merobek dan menahan mangsa. Masing-masing sisik placoid terdiri daritulang basal berlapis, dengan tulang dentin di pusat dan ditutupi dengan email(lapis gigi yang keras) seperti vitrodentine(Boolotion,1979).

A.    Sirip
Kebanyakan hiu memiliki tubuh seperti cerutu dan mampu berenang cepat, namun mereka tidak dapat bermanuver dengan baik. Gerakan batang tubuh dan sirip kaudal (ekor) yang kuat mendorong hiu ke depan. Sirip dorsal terutama berfungsi sebagai alat penstabil, dan sirip pectoral (depan) dan pelvis (belakang) yang berpasangan memberikan dorongan keatas ketika hiu berenang. Walaupun hiu memperoleh kemampuan mengambang dengan menyimpan banyak sekali minyak didalam hatinya yang besar, hewan ini masih memilliki densitas yang lebih tinggi daripada air, sehingga hiu akan tenggelam apabila berhenti berenang(Campbell,2008).











Gambar 4. Sirip pada Hiu
. Berenang terus-menerus juga memastikan bahwa air mengalir ke dalam mulut hiu dan keluar melalui insang, tempat terjadinya pertukaran gas (hiu tidak punya paru-paru). Akan tetapi, beberapa hiu serta banyak pari luncur  dan pari menghabiskan banyak waktu untuk beristirahat di dasar laut. Ketika beristirahat, mereka menggunakan otot-otot pada rahang dan faringnya untuk memompakan air melalui insang(Campbell,2008).
Seperti kebanyakan ikan, chondrichtyans lebih padat daripada air, sehingga mereka cenderung untuk tenggelam. Untuk tinggal di bawah sinar, ini bukanlah sebuah masalah, tetapi air terbuka perenang harus mengeluarkan usaha ekstra untuk melawan kecenderungan ini. Hati yang besar dengan minyak apung, sirip dada yang bertindak seperti hydrofoil, dan ekor heterocercal menyediakan daya angkat untuk membantu mempertahankan kedalaman mereka dalam kolom air vertikal chondrichtyans.Seperti kebanyakan ikan, chondrichtyans lebih padat daripada air, sehingga mereka cenderung untuk tenggelam. Untuk tinggal di bawah sinar, ini bukanlah sebuah masalah, tetapi air terbuka perenang harus mengeluarkan usaha ekstra untuk melawan kecenderungan ini. Besar hati dengan minyak apung, sirip dada yang bertindak seperti hydrofoil, dan ekor heterocercal menyediakan lift untuk membantu mempertahankan kedalaman mereka dalam kolom air vertikal chondrichtyans (Kardong,2006).

B.     Sisik
Pada ikan bertulang rawan, tulang dermal tidak hadir, tetapipermukaan denticles, disebut sisik placoid. sisik ini yang memberi nuansa kasar ke permukaan kulit. Bukti baru menunjukkan bahwa sisik placoid kecil ini mempengaruhi air yang mengalir di seluruh kulit ikan berenang ke depan untuk mengurangi gesekan. Sekresi sel kolumnar banyak terdapat di epidermis serta berlapis sel-sel epidermis. Dermis terdiri dari fibrosa jaringan ikat, terutama serat elastis dan serat kolagen, pengaturan biasa yang membentuk fabriclike lungsin dan benang tenun di dermis. Ini memberikan kekuatan kulit dan mencegah kerutan selama berenang (Kardong,2006).
Sisik placoid sendiri berkembang di dermis, tetapi juga melalui epidermis untuk mencapai permukaan. Topi enamel membentuk ujung, dentin terletak di bebeath, dan reisides rongga pulp dalam. Chromatophores terjadi di bagian bawah epidermis dan dermis daerah atas (Kardong,2006).
Sisik dibagian anterior dimodifikasi membentuk baris gigi di kedua rahang. Sisik Placoid ini sebenarnya terdiri dari dentin yang tertutup oleh zat seperti email, dan mereka sangat menyerupai gigi vertebrata lainnya, hiu memiliki rasa bau yang tajam yang digunakan untuk menunjukkan mereka pada makanan. Sistem garis lateralnya berkembang dengan baik yang digunakan untuk mendeteksi lokasi objek dan pergerakan hewan lainnya (predator, mangsa, dan mitra sosial). Hal ini terdiri dari sistem kanal yang membentang sepanjang sisi tubuh dan di atas kepala. Di dalamnya terdapat reseptor organ khusus (yakni neuromasts) yang sangat sensitif terhadap getaran dan arus di dalam air. Pada jarak dekat, hiu mengubah metode utama sebagai pelacakan mangsa. Hiu juga dapat mendeteksi tujuan dan serangan dari mangsa. Sel yang peka terhadap rangsangan atau organ-organ ampullary, terletak di kepala ikan hiu(Hickman,2007).

C.    Pewarnaan tubuh
 








Hiu wobbegong (Orectolobus japonicus)  ini bergerak lebih lamban, banyak ditemukan di bawah laut. Hiu ini mengandalkan kemampuan berkamuflasenya untuk bersembunyi dari pemangsa dan mangsa potensial. Pewarnaan hiu dan batoids umumnya adalah drably countershaded. Countershading adalah jenis kamuflase dimana sisi dorsal lebih gelap dari sisi ventral. Countershaded yang gelap dibagian atas membuat ikan ini menyatu dengan kedalaman laut hitam bila dilihat dari atas. Sedang sisi ventral membuat cahaya menyatu dengan permukaan yang lebih ringan bila dilihat dari bawah laut. Hasilnya akan membuat predator atau mangsa tidak melihat dengan kontras antara countershaded hewan dan lingkungan (penyamaran hiu dari pemangsa dan mangsa).
Hiu kerdil spined memiliki photophores pada permukaan ventralnya, tapi sangat sedikit dan tidak ditemukan pada sisi samping atau atas dari tubuhnya. Pola ini telah digambarkan sebagai "photophore countershading" dimana pada saat terang bulan di malam hari, ikan yang berenang ini akan menghasilkan bayangan jika predator melihat. Bagian bawah hiu kerdil spined ini akan bercahaya dan mengurangi atau menghilangkan bayangannya, sehingga tidak akan tampak mencolok bagi predator. Beberapa hiu dan batoids memang disamarkan agar berbaur dengan dasar laut.

2.3.1.3 Anatomi internal
A.    Sistem rangka
10-ikan-hiu.jpg
Seluruh kerangka terdiri dari tulang rawan. Kerangka tulang rawan berada di elasmobranchs, dalam segala kemungkinan ada penurunan sifat/karakteristik. Ada dua bagian utama pada kerangka yaitu aksial dan apendikular (Boolotion,1979).
Kerangka aksial terdiri dari kolom vetebral dan keterampilan. Vertebra pasir berbentuk (amhiocoelous), dan notochord tetap di ruang berbentuk lensa di antara mereka. Tengkorak sangat maju terdiri dari tempurung kepala atau kasus otak; dua besar kapsul hidung anterior dan posterior dua kapsul pendengaran; dan kerangka viseral, terdiri dari rahang, hyoid arch, dan lengkungan branchial lima dibangunlah wilayah gill.Kerangka apendikular terdiri dari tulang rawan dari sirip dan dada dan panggul korset yang mendukung mereka (Boolotion,1979).
Kerangka bertulang rawan pada ikan-ikan ini adalah karakteristik yang diperoleh, bukan karakteristik primitif; dengan kata lain, leluhur Chondrichthyes memiliki kerangka bertulang keras dan kerangka bertulang rawan yang merupakan karakteristik kelas itu berkembang setelahnya. Selama perkembangan sebagian besar vertebrata, mula-mula kerangka tersusun atas tulang rawan, kemudian menjadi tulang keras (mengeras) seiring dengan mulai digantinya matriks tulang rawan yang lunak dengan matriks kalium fosfat yang keras. Ternyata, beberapa modifikasi dalam proses perkembangan ikan bertulang rawan mencegah proses penggantian tersebut.
Rahang vertebrata berkembang melalui modifikasi batang rangka yang sebelumnya menyokong celah faring (insang) anterior. Celah insang yang tersisa, yang tidak lagi diperlukan untuk memakan suspensi, tetap merupakan utama pertukaran gas dengan lingkungan eksternal. Asal mula rahang vertebrata dari bagian kerangka ini menggambarkan ciri umum perubahan evolusioner. Adaptasi baru umumnya berkembang melalui modifikasi struktur yang telah ada. Sebagai suatu mekanisme adaptasi, evolusi dibatasi oleh bahan mentah yang harus diolah( Kimball , 1999).

B.     U9_C2_SF_1.jpgSistem pencernaan


Hiu dan pari tersebar merupakan pemakan suspense yang mengonsumsi plankton. Akan tetapi, sebagian besar hiu adalah karnivor yang menelan mangsanya utuh-utuh atau menggunakan rahangnya yang kuat dan gigi-gigi yang tajam untuk merobek daging dari hewan yang terlalu besar untuk ditelan sekaligus. Hiu memiliki beberapa deret gigi yang perlahan-lahan bergerak ke depan mulut seiring hilangnya gigi-gigi yang lama. Saluran pencernaan kebanyakan hiu lebih pendek secara proporsional daripada kebanyakan vertebrata yang lain. Di dalam usus hiu terdapat katup spiral (spiral valve), bumbungan berbentuk pembuka gabus yang meningkatkan area permukaan dan memperpanjang aliran makanan melalui saluran pencernaan (Campbell,2008).
Alat pencernaan terdiri atas cavum oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, cloaca, dan anus. Di dalam cavum oris terdapat gigi pada rahang dan menghadap ke arah belakang guna menahan mangsa yang akan di telan, lidah yang pipih pada dasar cavum oris. Lambung berbentuk U dan pada bagian posterior terdapat otot daging sphincter. Di dalam intestinum terdapat klep spiral yang membantu penyerapan makanan. Hepar terdiri atas dua bagian menempati rongga sebelah anterior dan padanya terdapat vesica felea (kantung empedu) ke dalam intestinum(Jasin, 1984).
Pencernaan lebih lama daripada tubuh. Mengikuti mulut adalah faring besar yang terbuka spiracles dan celah insang. Faring mengarah ke kerongkongan pendek, luas, yang membuka ke dalam lambung berbentuk U. Ujung posterior perut berakhir pada otot sfingter melingkar, katup pyloric. Usus berikut dan berakhir di kloaka dan usap pembukaan. Ramping fingerlike rektal kelenjar, yang mengeluarkan garam, melekat dorsal di titik mana bertemu usus besar dan kecil. Dalam spiral lipatan dari usus adalah selaput lendir (spiral valve), yang mencegah masuk terlalu cepat makanan, meningkatkan luas permukaan, dan dengan demikian menyediakan untuk meningkatkan penyerapan. Hati besar dan terdiri dari dua lobus panjang, sekresi, empedu, disimpan dalam kandung empedu dan mengosongkan melalui bileduct ke dalam usus. Pankreas dan limpa juga tersedia(Boolotion,1979).

C.    Sistem pernapasan
Respirasi adalah membawa dengan insang. Air memasuki mulut lewat di antara branchial lengkungan dan keluar melalui gill silts dan spiracles, jadi mandi insang dan memasok oksigen ke pembuluh darah branchial(Boolotion,1979).
Air akan memasuki bilik-bilik insang melalui mulut atau spiracles dan keluar melalui celah insang. Dahulu, itu diasumsikan bahwa semua hiu harus berenang untuk memindahkan air ke dalam mulutnya ke insang untuk respirasi. Tapi kita sekarang tahu bahwa hiu dapat berespirasi dengan memompa air kedalam insang mereka dengan membuka dan menutup mulut mereka. Namun, kebanyakan hiu harus berenang terus menerus dikarenakan tekanan darah mereka yang rendah, mereka membutuhkan kontraksi otot untuk melancarkan peredaran darah. Darah di filamen insang akan menyerap oksigen dari air yang masuk. Insang Rakers, terdiri atas struktur tulang rawan yang menopang insang, melindungi filamen insang halus dari partikel-partikel dalam air yang dapat merusak mereka. Ini terdapat pada semua spesiesnya, Spiracles menyediakan oksigen dalam darah luntuk diteruskan ke mata dan otak melalui pembuluh darah yang terpisah.

D.    Sistem saraf dan organ-organ rasa.
Sistem saraf. Otak lebih tinggi dikembangkan dalam hewan-hewan ini daripada di cyclostomes. Ini memiliki dua lobus penciuman sangat besar, otak dari dua belahan, sepasang lobus optik dan serebelum, proyek mundur selama medula oblongata. Ada 11 pasang saraf kranial. Tali saraf (tulang) adalah tabung dorsoventrally rata dengan pusat kanal sempit. Itu dilindungi oleh kolom vetebral dan saraf tulang belakang muncul dari sisinya di pasang(Boolotion,1979).
Tempurung otak pada Chondrichtyans biasanya luas, tetapi tanpa jahitan antara unsur-unsur. Dalam kebanyakan spesies, notochord berfungsi sebagai anggota struktural utama, meskipun beberapa urat syaraf kartilaginosa membentuk susunan sepanjang permukaan dorsal. Chondrichtyans memiliki tulang belakang yang sebagian besar terdiri dari tulang rawan dan menggantikan notochord sebagai dukungan fungsional dari tubuh. Celah insang pertama umumnya berkurang dan menutup sebelum kelahiran. (Kardong,2006).
Tubuhnya memiliki garis lateral yang berbentuk alur longitudinal, mengandung kanal dengan banyak bukaan ke permukaan. Di dalam kanal terdapat sel-sel rambut sensorik yang terhubung ke sebuah cabang dari saraf kranial kesepuluh. Sistem garis lateral tampaknya mengatur sistem tekanan yang dapat mendeteksi arus air. Pada permukaan kepala juga termasuk sensorik kanal, yang membuka ke pori-pori yang mengandung lubang organ dengan rambut sensorik. Ada kemungkinan bahwa sistem ini adalah untuk menerima panas, penemuan tersebut menunjukkan bahwa itu benar-benar digunakan untuk electroreception. Kemungkinan pada jarak dekat dapat mendeteksi aktivitas listrik saraf dari kegelisahan mangsa (Boolotion,1979:232).
Organ-organ perasa. Hiu memiliki mata dengan lensa yang besar dan bulat. Mereka cocok untuk melihat dalam cahaya redup. Mata mereka sangat sensitif terhadap objek yang bergerak. Hiu juga memiliki tingkat sensifitas terhadap perubahan dalam intensitas cahaya.Indra-indra yang tajam merupakan adaptasi yang sesuai dengan gaya hidup hiu yang karnivor dan aktif. Hiu memiliki penglihatan yang tajam namun tidak bisa membedakan warna. Nostril hiu, seperti sebgian besar vertebrata akuatik yang lain, membuka ke dalam mangkok buntu. Fungsinya hanyalah untuk olfaksi (penciuman bau), bukan untuk bernafas. Hiu juga memiliki sepasang daerah di kulit kepala yang dapat mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh kontraksi otot-otot dar hewan-hewan di sekitarnya. Seperti semua vertebrata akuatik (nonmamalia), hiu tidak memiliki gendang telinga, struktur yang digunakan oleh vertebrata darat untuk mentransmisikan gelombang suara di udara ke organ-organ pendengaran. Suara terdengar oleh hiu melalui air dan seluruh tubuh hewan tersebut mentranmisikan suara ke organ-organ pendengaran di telinga dalam.

Mata memiliki lapisan pelat cermin yang disebut tapetum lucidum dan terletak di belakang retina. Lempeng ini bertindak sebagai cermin untuk menmantulkan cahaya kembali melalui retina untuk kedua kalinya. Tapetum lucidum hiu dua kali sebagai efektif daripada kucing. Dalam cahaya terang, pigmen menutup sementara dan memblokir tapetum untuk mencegah kerusakan mata dari cahaya intens. Sel-sel kerucut yang hadir menunjukkan bahwa hiu mungkin memiliki visi warna. Di air jernih, visi hiu efektif pada jarak hingga sekitar 15 m (50 kaki.).
Beberapa jenis hiu sangat sensitif terhadap sinar matahari langsung. Puffadder shysharks (Haploblepharus edwardsii) akan menarik ekor mereka kembali untuk menutupi mata mereka jika mereka ditarik keluar dari air. Pada spesies martil (keluarga Sphyrnidae), penempatan mata dan hidung memungkinkan mereka untuk melihat dan membau dengan luas.
Organ penciuman pada hiu telah sering digambarkan sebagai "hidung renang". Hiu memiliki indera penciuman. Mereka terkenal karena kemampuan mereka untuk mendeteksi setiap menit dari jumlah zat-zat seperti darah di dalam air. Hiu dapat mendeteksi konsentrasi rendah pada salah satu bagian dari beberapa bahan kimia, seperti asam amino tertentu. Indera penciuman hiu berfungsi hingga ratusan meter dari sumber.

Beberapa hiu juga memiliki "kumis" atau barbels di dekat daerah lubang hidung. Dogfish mandarin (Cirrhigaleus barbifer) yang memiliki barbels kemungkinan dapat meningkatkan taktil atau chemoreceptors. Fitur ini dapat ditemukan pada spesies lain seperti sawsharks (keluarga Pristiophoridae) dan hiu nurse (keluarga Ginglymostomatidae). Barbels di hiu nurse (Ginglymostoma cirratum) dapat membantu mencari makanan dengan meningkatkan taktil atau chemoreception. Ampullae Lorenzini membentuk sistem sensorik yang rumit dan ekstensif di sekitar kepala hiu. Pori-pori eksternal menutupi permukaan kepala hiu. Setiap pori-porinya mengarah ke kanal dan diisi dengan jelly yang mengarah pada kantung membran yang disebut ampula. Di dinding ampula, sel-sel sensorik disusun oleh beberapa serabut saraf. Ampullae mendeteksi aliran listrik yang lemah pada kisaran yang pendek. Semua makhluk hidup dapat menghasilkan aliran listrik. Ampullae Lorenzini ini hanya efektif dalam ukuran inci, seperti aliran bioelectric dalam tahap akhir menangkap mangsanya. Terutama pada electroreceptors, yang mungkin ampullae Lorenzini ini juga dapat mendeteksi suhu, salinitas, perubahan tekanan air, rangsangan mekanik dan magnet
Indra-indra yang tajam merupakan adaptasi yang sesuai dengan gaya hidup hiu yang karnivor dan aktif. Hiu memiliki penglihatan yang tajam namun tidak bisa membedakan warna. Nostril hiu, seperti sebgian besar vertebrata akuatik yang lain, membuka ke dalam mangkok buntu. Fungsinya hanyalah untuk olfaksi (penciuman bau), bukan untuk bernafas. Hiu juga memiliki sepasang daerah di kulit kepala yang dapat mendeteksi medan listrik yang dihasilkan oleh kontraksi otot-otot dari hewan-hewan di sekitarnya. Seperti semua vertebrata akuatik (nonmamalia), hiu tidak memiliki gendang telinga, struktur yang digunakan oleh vertebrata darat untuk mentransmisikan gelombang suara di udara ke organ-organ pendengaran. Suara terdengar oleh hiu melalui air dan seluruh tubuh hewan tersebut mentranmisikan suara ke organ-organ pendengaran di telinga dalam (Campbell,2008).







E.     Sistem peredaran darah
Cyclostomes dan sebagian besar ikan benar, jantung berisi hanya darah vena. Ini dipompa melalui ventral aorta dan dari situ ke arteri branchial aferen, menjadi oksigen di kapiler insang. Ia melewati ke arteri branchial eferen, untuk dorsal aorta, dan dibawa ke berbagai bagian tubuh. Vena membawa darah kembali ke jantung melalui sinus venosus. Sistem portal hepatik mentransport pembuluh darah dari saluran pencernaan, pankreas dan limpa ke hati; dari sana sinus hepatik kembali ke sinus venosus. Sistem portal ginjal menyampaikan darah dari bagian posterior tubuh untuk ginjal; darah dari ginjal dibawa oleh vena ginjal, yang bermuara posterior sinus kardinal, yang membawa kembali darah ke sinus venosus (Boolotion,1979).
Pada sebagian besar ikan, semua darah yang masuk ke jantung melalui vena mempunyai kadar oksigen yang rendah dan karbondioksida yang tinggi, yaitu yang disebut darah vena. Jantung terdiri atas sebuah sinus venosus, sebuah atrium, sebuah ventrikel dan sebuah konus anteriosus yang tersusun dalam urutan linear. Kontraksi otot jantung meningkatkan tekanan darah yang di dalam vena sangat rendah, dan mengeluarkan darah dalam suatu arteri, aorta ventral, kelima atau keenam pasang aorta yang menjulur secara dorsal melalui kapiler di dalam insang ke aorta dorsal. Pada waktu darah melalui insang, karbondioksida dilepaskan dan oksigen diambil, hal ini mengubah darah menjadi darah arteri. Aorta dorsal membagi darah ini menjadi cabang-cabangnya ke seluruh bagian tubuh (Ville, 1988).
Jantung hanya mempunyai satu atrium dorsal (aurikel) yang menerima darah dari sinus venosus, dan satu ventrikel ventral yang memompa darah ke konus arteriosus. Dari konus itu darah selanjutnya menuju aorta ventral yang lalu bercabang-cabang menjadi 5 buah arteri brankial aferen, terus masuk ke dalam insang(Djarubito, 1989)


F.     Sistem Reproduksi

Tidak seperti kebanyakan tulang ikan, ikan bertulang rawan menghasilkan jumlah yang relatif kecil muda. Beberapa wanita bertelur biasanya tertutup dalam kasus sulit, kasar; lain mempertahankan mereka muda di saluran reproduksi sampai mereka telah sepenuhnya berkembang. Kehamilan dapat berlangsung lama. Dalam dogfish hiu, embrio dibawa dalam rahim selama hampir dua tahun, dan muda gizi langsung dari kuning telur. Namun, untuk beberapa hiu embrio disimpan dalam saluran reproduksi, kuning dilengkapi dengan bahan yang kaya nutrien yang dikeluarkan dari dinding rahim. Pada orang lain, sebuah asosiasi plasenta-seperti, lengkap dengan tali pusar, mengembangkan antara embrio dan ibu. Panggul sirip laki-laki sering dimodifikasi menjadi clasper yang digunakan untuk melibatkan perempuan dan membantu pemupukan internal (Kardong,2006).
Sistem urogenital. Hiu dogfish memiliki dua buah ginjal, satu di sisi kedua dorsal aorta. Hasil sekresinya dibawa oleh saluran kecil menuju saluran kemih yang besar, yang bermuara ke sinus urogenital, kemudian melewati luar tubuh melalui pembukaan kloaka. Tidak banyak urea yang dikeluarkan saat itu karena digunakan dalam osmoregulasi. Serangkaian tubuh yang berwarna kekuning-kuningan (adrenal) terletak  pada perbatasan medial ginjal (Boolotion,1979:232).
Kedua jenis kelamin terpisah. Spermatozoa laki-laki timbul dalam dua testis dan dibawa oleh vasa efferentia untuk vasa deferentia yang rumit, dan yang kosong dibawa ke sinus urogenital. Selama melakukan senggama, spermatozoa ditransfer ke oviduk wanita dengan bantuan elaspers (Boolotion,1979:232).
Telur wanita muncul dalam ovarium dipasangkan, yang melekat pada dinding rongga perut bagian dorsal. Mereka keluar ke rongga ini dan masuk ke saluran seperti membuka, ostium, umum untuk kedua oviducts. Bagian anterior diperluas  oleh oviduk masing-masing dengan kelenjar shell, dan bagian posterior diperbesar untuk membentuk "rahim", di mana yang muda dikembangkan. Oviduk memiliki bukaan ke kloaka yang terpisah(Boolotion,1979:232).
Chondrichthyes lainnya termasuk hiu paus, Rhinedon typus, hiu putih besar, Carcharodon carcharias, maneater, martil dan ray listrik, yang sangat khusus untuk menghasilkan hingga 1000 watt listrik selama lebih dari 1 jam tanpa kelelahan pada hewan (Boolotion,1979:232).
Telur hiu difertilisasi secara internal. Jantan memiliki sepasang klasper (clasper) pada sirip pelvisnya yang mentransfer sperma ke dalam saluran reproduksi betina. Beberapa spesies hiu merupakan ovipar (oviparous); mereka menghasilkan telur-telur yang menetas diluar tubuh induk betina. Hiu-hiu ini melepaskan telur-telur setelah membungkusnya dengan selaput pelindung. Spesies yang lain merupakan ovovivipar (ovoviviparous); mereka menyimpan telur-telur yang telah terfertilisasi di dalam oviduk. Dengan suplai nutrient dari kuning telur, embrio berkembang menjadi anak yang akan dilahirkan setelah menetas didalam uterus. Ada segelintir spesies yang vivipar (viviparous); anak berkembang di dalam uterus dan memperoleh suplai nutrient dari darah ibu melalui plasenta kantong kuning telur, menyerap cairan bernutrien yang dihasilkan oleh uterus, atau dengan memakan telur lain. Saluran reproduktif hiu, bersama dengan sistem ekskresi dan saluran pencernaan, berujung di kloaka (cloaca), ruangan bersama memiliki bukaan tunggal kearah luar (Campbell,2008).

2.3.2 Pari
Ikan pari(rays) termasuk dalam sub grup elasmobranchii, yaitu ikan yang bertulang rawan dan grup Cartilaginous (Last and Stevens,1994). Ikan pari mempunyai bentuk tubuh gepeng melebar (depressed) dimana sepasang sirip dada (pectoral, fins)-nya melebar dan menyatu dengan sisi kiri-kanan kepalanya, sehingga tampak atas atau tampak bawahnya terlihat bundar atau oval. Ikan pari umumnya mempunyai ekor yang sangat berkembang (memanjang) menyerupai cemeti. Pada beberapa spesies, ekor ikan pari dilengkapi duri penyengat sehingga disebut 'sting-rays', mata ikan pari umumnya terletak di kepala bagian samping. Posisi dan bentuk mulutnya adalah terminal (terminal mouth) dan umumnya bersifat predator. Ikan ini bernapas melalui celah insang (gill openings atau gill slits) yang berjumlah 5-6 pasang. Posisi celah insang adalah dekat mulut di bagian bawah (ventral). Ikan pari jantan dilengkapi sepasang alat kelamin yang disebut "clasper" letaknya di pangkal ekor. Ikan pari betina umumnya berbiak secara melahirkan anak (vivipar) dengan jumlah anak antara 5-6 ekor. Gambar 1, menyajikan ilustrasi ikan pari dengan bagian-bagiannya(Mukhtar,2005).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjA1m4nNJ2j6mC7nZfBJqBfDkHBnKBR-W68XZ8GeoeuQ_1rOHaN8SCcmS7xCklHUr7_arVdowD969pCWgE_4zUnam7D-whWKgCcjhjiygDOPsF37fx6eEB3BH-n9WC9MctItV-AaYik6uPk/s320/00+Bentuk+Umum.jpg
Gambar 1 : Bentuk Ikan Pari dan Bagian-Bagiannya
Ukuran ikan pari dewasa bervariasi dari ukuran yang ralatif kecil, yaitu lebar 5 cm dengan panjang 10 cm (famili NARKIDAE) hingga berukuran sangat besar yaitu lebar 610 cm dengan panjang 700 cm (pari Manta, famili MOBULIDAE). Jumlah jenis ikan pari yang mendiami perairan di seluruh dunia belum ada informasi yang tepat. Adapun yang pernah teridentifikasi secara akurat di Indonesia sesuai hasil penelitian Sainsbury et,al.(1985) dan Tarp and Ifailola (1982) yang dilakukan di Samudera Hindia sebanyak 16 spesies. Penelitian lain yang di lakukan di Laut Cina Selatan oleh Isa et.al. (1998) mencatat sebanyak 4 spesies. Distribusi geografis ikan pari adalah sangat luas, ikan pan ditemukan diperairan tropis, subtropis dan perairan di antartika yang dingin.

Walaupun pari merupakan kerabat dekat hiu, mereka memiliki gaya hidup yang sangat berbeda. Sebagian besar pari merupakan penghuni dasar laut yang makan dengan menggunakan rahangnya untuk menghancurkan moluska dan krustasea. Pari memiliki bentuk tubuh yang memipih dan menggunakan sirip pectoral yang sangat besar seperti sayap di dalam air untuk mendorong tubuhnya melalui air. Ekor dari banyak pari berbentuk seperti cambuk dan pada beberapa spesies, memiliki duri-duri berbisa yang berfungsi dalam pertahanan diri.